Senin, 09 Mei 2011

Arends (1997:7) menyatakan “The term teaching model refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment and managemen system”. Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya dan system pengolahannya.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
(1) Rasional teeoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembanya
(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanankan dengan berhasil
(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur, 2000:9).
Ad.(1) Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan sesuatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan maalah dan berfikir kritis. Model pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar kontruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaianya membutuhkan kerjasama siantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.

Ad.(2) Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajaran, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengkasifikasian berdasarkan tujuan adalah bembelajaran langsung, suatu model pembelaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tinggka tinggi
Ad.(3) Sintaks (Pola urutan) darui suatu model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Suntaks (Pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (Pola Urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Ad.(4) Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan system pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, model pembelajaran cooperatife memerlukan lingkungan belajar yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru. Pada model pembelajaran kooperatife siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru.
Selain ciri-ciri khusus pada suatu model pembelajaran, menurut Nieveen (1999), suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut: Pertama, sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan 2 hal yaitu: (1) Apakah model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat; (2) Apakah terdapat konsistensi internal. Kedua, praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: (1) Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan; (2) Kenyataan menunjukan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan. Ketiga, Efektif. Berkaitan dengan aspek efektivitas ini, Nieveen memberikan parameter sebagai berikut: (1) Ahli dan praktisi berdasar pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif; (2) Secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Khabibah (2006), bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektivitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang dikembangkan. Sehingga untuk melihat kedua aspek ini perlu dikembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan model pembelajaran yang dikembanghkan. Selain itu dikembangkan pula instrymen penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Arends (2001:24), menyeleksi enam mode pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu: Presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran cooperative, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Arends dan pakar model pembelajaran yang lain berpendapat, bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu (Arends, 1997). Oleh karena itu dari beberapa model pembelajaran yang ada perlu kiranya diseleksi model pembelajaran yang mana yang paling baik untuk mengajarkan suatu materi tertentu.

2 komentar: