Selasa, 10 Mei 2011

KATA PENGANTAR


Buku Panduan Penelitian Unggulan Strategis Nasional ini merupakan
pengembangan dari panduan sebelumnya yang telah ada sejak tahun 2009.
Pada tahun 2011 buku panduan ini sudah mengalami banyak perubahan,
perbaikan, dan penyempurnaan yang bersumber dari evaluasi berkelanjutan
pada kegiatan penyelenggaraan penelitian unggulan Strategis Nasional yang
sudah terlaksana.

Buku panduan ini berisi tentang tujuan penelitian Unggulan Strategis
Nasional, prosedur dan persyaratan pengajuan proposal penelitian Unggulan
Strategis Nasional, mekanisme seleksi dan evaluasi, serta mekanisme
pemantauan dan lain-lain.

Dengan panduan ini diharapkan mekanisme pengajuan proposal penelitian,
mekanisme evaluasi, pelaksanaan penelitian, dan pemantauannya dapat
dilaksanakan dengan efisien dan efektif. Selain itu diharapkan buku panduan
ini juga dapat membantu pertanggungjawaban administrasi berbagai pihak
terkait dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk membatasi kreativitas para
pengusul kegiatan.

Atas terbitnya panduan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada semua anggota tim penyusun dan
berbagai pihak yang telah berperan aktif sejak penyusunan awal sampai
dengan terbitnya Buku Panduan Program Penelitian Unggulan Strategis
Nasional tahun 2011.







Jakarta, 10 Februari 2011

Direktur Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat













i




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii


I.


PENDAHULUAN ................................................................ 1


II. TUJUAN .............................................................................. 2

III. LUARAN DAN SASARAN.................................................... 3

IV. PENGUSUL ......................................................................... 4

V. PRA PROPOSAL DAN PROPOSAL LENGKAP
KEGIATAN PROGRAM ....................................................... 4

VI. PELAKSANAAN .................................................................. 5

VII. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN .............. 5

VIII. DOKUMENTASI DAN INFORMASI ..................................... 6

IX. TAHAPAN SELEKSI, JADWAL DAN PEMBIAYAAN
KEGIATAN .......................................................................... 6

X. MEKANISME PENGAJUAN PRA PROPOSAL DAN
PROPOSAL LENGKAP ....................................................... 8





I. PENDAHULUAN

Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah meningkatkan
kontribusi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya (ipteksb) untuk
mengembangkan kemampuan dalam memenuhi hajat hidup bangsa;
menciptakan rasa aman; memenuhi kebutuhan dasar, energi, pangan dan
kesehatan; memperkuat sinergi kebijakan ipteksb dengan kebijakan sektor
lain; mengembangkan budaya iptek di masyarakat; meningkatkan komitmen
bangsa terhadap pengembangan ipteksb; mengatasi degradasi fungsi
lingkungan; mengantisipasi dan menanggulangi bencana alam; serta
meningkatkan ketersediaan dan kualitas sumber daya ipteksb, baik sumber
daya manusia, sarana dan prasarana, maupun pembiayaan ipteksb.
Penelitian sudah banyak dikerjakan oleh para peneliti tetapi masih bersifat
parsial dan sporadis sehingga dibutuhkan upaya untuk memadukan, agar
penyelesaian masalah strategis yang bersifat nasional menjadi lebih fokus,
lebih komprehensif, dengan cara yang lebih efisien, baik dari segi sumber
daya manusia dan waktu maupun sumber daya (biaya). Skim penelitian yang
didanai melalui hibah ini difokuskan bagi penguatan penelitian/riset terinstitusi
(kegiatan penelitian berbasis kelembagaan) yang ditawarkan kepada unit
peneliti (bukan individu peneliti) yang berada dibawah koordinasi lembaga
penelitian, fakultas/sekolah, departemen/jurusan dan bukan program studi.
Salah satu tujuannya adalah terwujudnya pusat penelitian unggulan (research
center of excellent) yang mampu menumbuhkan kapasitas inovasi sejalan
dengan kemajuan teknologi (state of the art of technologies) dan berorientasi
pada market driven serta implementasi hasil penelitian untuk pengembangan
industri dan pembinaan karakter bangsa.
Mengacu kepada Agenda Riset Nasional 2010 – 2014 dan Bidang prioritas
nasional yang bersifat strategis maka kajian yang diprioritaskan dalam skim
Penelitian Unggulan Strategis Nasional 2011 – 2012 ini ditetapkan bersifat
semi top down yaitu : (1) bidang ketahanan pangan secara luas (tanaman
pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan perkebunan), (2) bidang
kesehatan dan obat-obatan, (3) bidang energi baru dan terbarukan, (4) bidang
pertahanan dan keamanan, (5) bidang teknologi informasi dan komunikasi
dan (6) bidang kebaharian dan kelautan. Semua bidang kajian berujung akhir
pada pembangunan dan pembinaan karakter bangsa. Dalam kaitan dengan
bidang kajian ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dapat menetapkan
kebijakan lain sesuai dengan urgensi penelitian.
Dalam skim penelitian ini seyogyanya ada keterlibatan mitra industri atau
lembaga penelitian/badan litbang pemerintah sehingga nantinya dapat
terbentuk jejaring kerja sama antara perguruan tinggi dan mitra industri atau
para pengguna untuk saling bersinergi. Substansi penelitian yang
dilaksanakan merupakan kegiatan lanjutan ataupun sentuhan akhir bagi
penelitian-penelitian terkait yang sudah atau sedang dikerjakan sebelumnya
(bukan penelitian dasar).
Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional dikembangkan dengan
pertimbangan sebagai berikut : (1) Masih banyak sektor produksi strategis
yang belum terimplementasi karena lemahnya penguasaan dan integrasi
antar bidang keilmuan; (2) Selain itu, teknologi yang terkait dalam sektor


1




strategis sudah mengalami kemajuan yang cepat, sehingga diperlukan upaya
yang lebih ekstensif untuk menguasai kemajuan teknologi tersebut; (3)
Perlunya upaya yang komprehensif untuk memetakan technology roadmap
terkait dengan perkembangan sektor strategis dan implementasi dalam
kegiatan produksi; (4) Perlunya pengembangan industri nasional yang dapat
diintegrasikan dengan upaya pembangunan karakater bangsa sedemikian
rupa sehingga bangsa Indonesia tidak sekedar menjadi pasar/pengguna
(user) dan tempat relokasi bagi industri dunia. Sehingga pada akhirnya
industrialisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan keadilan serta
kebanggaan bagi Bangsa Indonesia.
Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional diluncurkan oleh Ditjen
DIKTI untuk memfasilitasi hal-hal tersebut diatas. Program ini sangat terkait
dengan penguatan rantai dukungan teknologi (Technology supply chains).
Selain itu program inipun harus berorientasi pada kegiatan produksi yang
spesifik dan market driven (permintaan pasar). Maka teknologi yang akan
dikuasai dan dikembangkan, yang dipetakan dalam bentuk roadmap harus
memiliki hubungan yang kuat dengan teknologi produk dan teknologi
proses produksi yang terkait dengan sektor strategis dan pembinaan
karakter bangsa.


II. TUJUAN
Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional ini bertujuan untuk:
1. Penguatan penelitian terinstitusi (kegiatan penelitian berbasis
kelembagaan bukan penelitian individu) untuk terwujudnya pusat
penelitian unggulan (research center of excellent) di perguruan tinggi
serta menumbuhkan kapasitas inovasi institusi sejalan dengan kemajuan
teknologi (state of the art of technologies) dan market driven (permintaan
pengguna).
2. Memfasilitasi dukungan dana riset bagi unit pengusul di lingkungan
perguruan tinggi untuk melakukan penelitian yang dapat menyelesaikan
masalah yang relevan dengan unggulan yang bersifat strategis dan
berskala nasional.
3. Mengorientasikan kemampuan yang telah terakumulasi di unit pengusul
atau kerjasama sama antar unit pengusul untuk membangun dan
membentuk technology roadmap untuk mendukung kegiatan penelitian
dan pengembangan yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna (user
oriented) atau market driven (termasuk masyarakat).
4. Menjawab permasalahan bangsa yang strategis untuk jangka pendek,
menengah dan panjang yang terkait dengan bidang ketahanan pangan
secara luas (tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan
perkebunan), bidang kesehatan dan obat-obatan, bidang energi baru dan
terbarukan, bidang pertahanan dan keamanan, bidang teknologi informasi
dan komunikasi, bidang kebaharian dan kelautan. Semua bidang kajian
berujung akhir pada pembangunan dan pembinaan karakter bangsa.
5. Pengembangan industri nasional yang berkarakter bangsa melalui upaya
pemanfaatan temuan/inovasi penelitian nasional dan kerarifan lokal,

2




pemanfaatan sebesar mungkin muatan bahan dan sumberdaya lokal,
peningkatan peran SDM bangsa sebagai pengelola industri nasional dan
formulasi kebijakan yang mendukung perubahan perilaku masyarakat
untuk menghargai produk industri nasional.
6. Mempercepat terwujudnya industri strategis yang terintegrasi pada
bidang kajian sebagaimana pada butir 4, dalam rangka pembangunan
dan peningkatan karakter bangsa.
7. Membentuk jejaring kerja sama/kemitraan antara perguruan tinggi
dengan mitra agar saling bersinergi mulai dari dukungan riset, kerjasama,
pengalihan knowledge dan alih teknologi (PP No.20 Tahun 2005; UU
No.18 Tahun 2002).
8. Mempercepat terwujudnya industrialisasi yang terintegrasi pada bidang
yang dinyatakan pada butir 4.
9. Memicu pengembangan industrial cluster termasuk partisipasi aktif dunia
usaha dengan mengikutsertakan usaha kecil dan menengah berbasis
teknologi.


III. LUARAN DAN SASARAN
Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional akan menghasilkan luaran
berupa:
1. Proses dan produk teknologi atau jasa yang dapat dialihkan kepada
pelaku industri atau dapat diadopsi oleh para pengguna untuk dapat
diproduksi atau produk pengetahuan dalam proses & produk teknologi
yang mampu meningkatkan nilai tambah ekonomi atau kapasitas
produksi. Teknologi baru (new technology) atau frontier technology untuk
menjawab permasalahan bangsa yang strategis.
2. Teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna
dalam bidang yang diprioritaskan dan mengupayakan dengan tuntas
teknik/rekayasa sosial untuk pencapaian pembinaan karakter bangsa.
3. Karya-karya inovasi yang bisa diusulkan untuk mendapat perlindungan
kekayaan intelektual (paten, hak cipta dsb).
4. Publikasi, artikel Ilmiah Nasional/Internasional.
5. Model pemberdayaan masyarakat yang dapat didesiminasikan.
6. Terwujudnya technology roadmap yang relevan dengan perkembangan
bidang strategis/ sektor produksi strategis.
7. Terjalinnya hubungan kerja sama dengan sesama perguruan tinggi,
dengan balai-balai penelitian dan pengembangan yang bernaung dalam
Kementerian teknis, dan pemerintah daerah atau mitra industri.
8. Terbangunnya techno-industrial cluster, yaitu jaringan kemitraan antara
industri, pemerintah/pemda dan perguruan tinggi yang terkait dengan
cluster kegiatan produksi yang dituju dan masyarakat.




3




9. Tersusunnya sistem pelembagaan industrialisasi kearah karakter bangsa
yang dibangun melalui kebijakan publik dan perubahan perilaku
masyarakat dan manajemen.


IV. PENGUSUL

1. Unit pengusul adalah perguruan tinggi negeri maupun swasta yang
memiliki keunggulan dalam bidang penelitian dan tidak melanggar
ketentuan perundangan, Ketua Peneliti (PI) harus tenaga dosen tetap
perguruan tinggi. Ketua Peneliti (PI) pengusul tercatat sebagai anggota
dari unit peneliti pengusul dan tidak harus sebagai ketua unit peneliti.
Ketua unit pengusul tidak merangkap sebagai ketua peneliti (PI).
2. Ketua Peneliti (PI) harus berpendidikan Doktor (S3).
3. Unit pengusul dengan mitra pengusul yang berasal dari industri swasta/
pemerintah atau lembaga pemerintah harus sesuai dengan bidang
strategis yang diusulkan. Mitra pengusul yang memberikan dukungan
penelitian secara in kind atau in cash, memberikan nilai tambah dalam
penilaian proposal.
4. Tim pelaksana (ketua dan anggota peneliti) Unggulan strategis Nasional
tidak lebih dari 6 (enam) orang, terdiri atas peneliti perguruan tinggi dan
praktisi dari mitra industri/pengusul terkait (jika ada) dengan bidang yang
diusulkan. Jumlah praktisi yang terlibat sebagai anggota peneliti
maksimal 2 orang. Keterlibatan mitra industri/pengusul akan memberikan
nilai tambah dalam penilaian proposal.
5. Profil unit pengusul yang selaras dengan hasil produk yang akan
dihasilkan, dan tim pelaksana memiliki track record yang relevan dengan
usulan proposal dan networking dengan mitra pengguna yang relevan.
6. Unit pengusul yang sama dapat mengajukan maksimum 4 proposal
dengan ketentuan ketua peneliti (PI) dan anggotanya hanya terlibat
dalam satu proposal.
7. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dapat menetapkan kebijakan lain
sesuai dengan urgensi penelitian.


V. PRA PROPOSAL DAN PROPOSAL LENGKAP KEGIATAN
PROGRAM
1. Pra dan Proposal Lengkap kegiatan Program Penelitian Unggulan
Strategis Nasional ini harus dilengkapi dengan: (a) Karakteristik
permasalahan yang akan ditangani; (b) Potensi pasar dan
pertumbuhannya; (c) Potensi eksternalitas ekonomi yang dihasilkan; (d)
Potensi meningkatkan pendapatan masyarakat; dan (e) Potensi
menumbuhkan cluster produksi serta potensi peningkatan karakter
bangsa.
2. Pra dan Proposal Lengkap kegiatan program akan dievaluasi oleh tim
penilai/pakar (reviewer) yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal

4




Pendidikan Tinggi c.q. Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat.
3. Dalam Pra dan proposal lengkap kegiatan program, harus mencakup
dan menguraikan tentang: (a) Pendekatan strategis; (b) Technology
roadmap dan rekayasa sosial yang relevan; (c) Sasaran, keluaran
strategis dan prospek ekonominya yang berujung akhir pada
peningkatan karakter bangsa; (d) Rencana kegiatan dan strategi untuk
mendorong litbang, perguruan tinggi dan industri, agar kelangsungan
kegiatan dapat secara bertahap dialihkan ke stake holders (exit
strategy); dan (e) Kebutuhan pembiayaan pertahun dan kompilasinya (f)
Rencana pelembagaan hasil kegiatan kearah karakter bangsa yang
dilaksanakan melalui kebijakan publik dan perubahan perilaku
masyarakat dan manajemen.
4. Jumlah Pra dan proposal lengkap yang diajukan masing-masing
sebanyak 3 (tiga) eksemplar dan CD (dalam format pdf).
5. Waktu penelitian sesuai roadmap dengan jangka waktu 2 sampai 3
tahun.
6. Tim Penilai merekomendasikan kepada DP2M DIKTI untuk memutuskan
kelayakaan proposal kegiatan program yang akan dibiayai dengan
memperhatikan aspek-aspek: (a) Konsistensi dengan tujuan dan
karakteristik program; (b) Prospek keberhasilan kegiatan; dan (c)
Ketersediaan anggaran.


VI. PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan kegiatan program, Ketua Tim Peneliti berkewajiban
untuk: (a) Mengembangkan organisasi dan sistem manajemen yang solid dan
accountable; (b) Melaksanakan rencana yang telah disusun untuk mencapai
sasaran dan keluaran strategis yang telah ditentukan; (c) Mengupayakan
pemutakhiran (up-dating) terhadap technology roadmap dan rekayasa sosial
serta memantau penguasaannya; (d) Mengamankan dan mengelola teknologi
yang dihasilkan (patent, industrial design, trade secret, dll); (e)
Mengupayakan langkah promosi untuk produk yang potensial; (f)
Mengupayakan mekanisme alih teknologi dan menyediakan dukungan teknis,
agar hasil kegiatan dapat diadopsi oleh industri dan masyarakat; dan (f)
Menyampaikan laporan kegiatan kepada DP2M DIKTI. Semua kegiatan
pelaksanaan program harus tercatat dalam Buku Catatan Harian Penelitian
(Logbook).

VII. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN

Pemantauan pelaksanaan kegiatan Program Penelitian Unggulan Strategis
Nasional dilakukan oleh Tim Pemantau yang ditugaskan oleh DP2M DIKTI.
Evaluasi dilakukan oleh Tim Pemantau dengan anggota yang ditentukan oleh
DP2M DIKTI. Dalam kegiatan evaluasi, semua Laporan Pemantauan
dijadikan sebagai masukan pokok. Beberapa aspek penting yang perlu

5




dievaluasi pada tahap presentasi proposal adalah: (a) Kualitas dan
kelengkapan rencana kegiatan; (b) Metodologi penelitian yang diterapkan; (c)
Kelengkapan dan kinerja sistem manajemen kegiatan; (d) Sistem
pengelolaan, basis data, dan dokumentasi penelitian; (e) Pencapaian sasaran
kegiatan, keluaran serta hambatan dan penyimpangan dari rencana awal; (f)
Prospek pencapaian tujuan kegiatan secara menyeluruh; (g) Justifikasi
anggaran penelitian. Pada evaluasi tahunan/akhir penelitian akan dipantau
aspek-aspek yang terkait dengan: (a) Efektivitas Program Penelitian
Unggulan Strategis Nasional dalam menghasilkan teknologi produk dan
teknologi proses produksi yang dapat diadopsi oleh dunia usaha dan
masyarakat pengguna dengan menggunakan state of the art technologies;
dan (b) Dengan pembandingan capaian indikator kinerja peneliti dan
efektivitas intervensi dalam pembinaan karakter bangsa ke arah yang lebih
baik.

VIII. DOKUMENTASI DAN INFORMASI

Pelaksana Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional wajib menyusun
dokumentasi yang terkait dengan perencanaan dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan yang dikelolanya, serta menyiapkan berbagai bentuk informasi yang
diperlukan dan pertanggungjawaban publik dari dokumen yang menjadi dasar
seluruh kegiatan. Kemudian membuat Laporan Kinerja Kegiatan, Laporan
Kemajuan Pekerjaan, dan Laporan Akhir. Sedangkan untuk publikasi umum
dengan menerbitkan profil kegiatan, brosur, leaflet, publikasi ilmiah, makalah
HKI, dan sebagainya.
Dari uraian di atas tampak jelas bahwa walaupun inti kegiatan Program
Penelitian Unggulan Strategis Nasional adalah penelitian dan pengembangan,
namun harus memiliki orientasi yang terkait secara erat dengan
kebutuhan stakeholders untuk berkembang dan atau terbentuknya karakter
bangsa.

IX. TAHAPAN SELEKSI, JADWAL DAN PEMBIAYAAN
KEGIATAN
Pada prinsipnya pemberian hibah ini didasarkan atas kompetisi untuk
menjaring proposal yang bermutu oleh tim pakar dari DP2M dan pakar dari
institusi lain yang kompeten.
a. Tahapan Metode seleksi meliputi :
1. Pra-proposal diajukan oleh pengusul.
2. Tim pakar akan melakukan desk evaluasi terhadap pra-proposal untuk
seleksi tahap I.
3. Pengusul yang pra-proposalnya dinyatakan lolos pada hasil seleksi
tahap I diminta untuk mengajukan proposal lengkap.
4. Tim pakar akan melakukan desk evaluasi proposal lengkap dan
presentasi proposal oleh pengusul untuk seleksi tahap II dan III.



6




5. Tim pakar akan melakukan site visit (tahap IV) ke institusi pengusul
yang proposalnya dinyatakan lolos seleksi tahap III.
6. Tim pakar memberikan rekomendasi kepada pimpinan DP2M untuk
proposal yang dapat didanai.
b. Tahapan dan Jadwal Kegiatan
Tahapan kegiatan meliputi: (1) Pengumuman peluncuran program oleh
DP2M DIKTI; (2) Batas akhir Pra Proposal; (3) Seleksi pra-proposal; (4)
Pengumuman pra-proposal yang diterima; (5) Batas akhir proposal lengkap;
(6) Seleksi proposal lengkap/presentasi proposal; (7) Site visit tim pakar ke
pengusul/unit pengusul; (8) Pengumuman proposal yang diterima; (9)
Penugasan penelitian; (10) Monitoring lapangan; (11) Monitoring terpusat;
dan (12) Laporan penelitian.
Jadwal Kegiatan
Waktu pelaksanaan program penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bulan Ke (2011)

No. Uraian Kegiatan
1. Pengumuman

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12


proposal
2. Batas akhir Pra


Proposal
Seleksi pra-
proposal (seleksi
tahap I)
Pengumuman pra-
proposal yang
diterima



5. Batas akhir
proposal lengkap
Seleksi proposal
lengkap/presentasi

proposal (seleksi
tahap II)
Site visit tim pakar
ke pengusul/unit
pengusul
Pengumuman
proposal yang
diterima











9. Penugasan

● ● ● ● ● ● ● ● ●

penelitian
10. Monitoringlapangan
11. Monitoringterpusat
12. Laporan penelitian
Jadwal bersifat tentatif



7





c. Pembiayaan Kegiatan
Biaya penelitian yang disediakan maksimum Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar
Rupiah) per judul per tahun.
Komponen biaya penelitian mencakup:

No.

Komponen

Alokasi/Thn

1. Gaji/upah (Maksimum)
2. Bahan/Perangkat Penunjang/Peralatan
3. Perjalanan (Maksimum)
Pengumpulan dan Pengolahan data, Laporan,

30%
40%
15%

4.

Publikasi, Seminar, Pendaftaran HKI dan lain-lain
(Maksimum)
Total

15%

100%



X. MEKANISME PENGAJUAN PRA PROPOSAL DAN
PROPOSAL LENGKAP
Mekanisme pengusulan proposal, diharuskan:
(1) Mengikuti format pra proposal/proposal lengkap dan sistematika
seperti terlampir (Lampiran 1).
(2) Mengirimkan dokumen proposal yang sudah lengkap (ditandatangani
oleh pimpinan unit peneliti dan pimpinan dekan/lembaga perguruan
tinggi tersebut) ke DP2M DIKTI dengan alamat Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Gedung DIKTI, Lt. 4 Jl. Pintu 1 Senayan Jakarta
10002, sebanyak 3 eksemplar dengan sampul plastik putih.
Penerimaan berkas proposal lengkap di DP2M DIKTI.
(3) Penyajian dokumen proposal ditulis pada kertas ukuran A4, dengan
huruf Times New Roman, Font 12, satu setengah spasi.
(4) Track record ketua tim peneliti, minimal sudah pernah menghasilkan
penelitian awal yang mendukung dan terkait dengan judul penelitian
yang diajukan; jumlah anggota tim peneliti tidak lebih dari 5 orang;
lengkapi dengan biodata yang minimal berisi: nama, tempat dan
tanggal lahir, alamat surat, nomor telepon (rumah dan kantor) dan
handphone, faksimili, e-mail, riwayat pendidikan, riwayat dan daftar
riwayat penelitian dan publikasi (5 tahun terakhir).


















8





Lampiran 1a. Format Pra dan Full Proposal




PRA PROPOSAL/ PROPOSAL LENGKAP
Tahun : ................









Judul Penelitian yang Diusulkan







WARNA COVER :
PUTIH

....................................................................................................


LOGO PT


PROGRAM PENELITIAN
UNGGULAN STRATEGIS NASIONAL


BIDANG KAJIAN UNGGULAN
(……………………………………………….)


Ketua Tim Peneliti : ...............................................................
UNIT PENGUSUL : ……………………….……………………









PERGURUAN TINGGI PENGUSUL
Alamat lengkap dan Kode Pos/Telepon/HP/Faksimile/e-mail
TANGGAL/BULAN/TAHUN

















































9





Lampiran 1b. Lembar Pengesahan

Judul Penelitian
Unit Peneliti
Lokasi Kegiatan
Waktu Penelitian

: .........................................................................
: ……………………………………………………
: .........................................................................
: …………………………………………………….

Bidang Kajian Unggulan : ..........................................................................
Keterangan Pelaksana Penelitian
Keterangan Pelaksana Penelitian
A. Pelaksana Penelitian
Nama Ketua Peneliti
Nama Lembaga/Institusi
Unit Organisasi
Alamat
Telepon/HP/Faksimil/e-mail
B. Anggota Peneliti (1)
Nama
Nama Lembaga
Alamat
Telepon/HP/Faksimil/e-mail
C. Anggota Peneliti (2)
Nama
Nama Lembaga
Alamat
Telepon/HP/Faksimil/e-mail
D. Anggota Peneliti (3)
Nama
Nama Lembaga
Alamat
Telepon/HP/Faksimil/e-mail
E. Anggota Peneliti (4)
Nama
Nama Lembaga
Alamat
Telepon/HP/Faksimil/e-mail
F. Anggota Peneliti (5)
Nama
Nama Lembaga
Alamat
Telepon/HP/Faksimil/e-mail
Rekapitulasi Usulan Biaya yang diusulkan


Gaji/upah

Uraian

Tahun 1

Tahun 2

Total

Bahan/Perangkat Penunjang/Peralatan
Perjalanan
Pengumpulan dan Pengolahan data, Laporan,
Publikasi, Seminar, Pendaftaran HKI dan lain-lain
Jumlah
Setuju diusulkan :
Ketua
Tim Peneliti








Kota, Tanggal Bulan Tahun
Rektor/Ketua/Direktur

.................................

...........................................



10





Lampiran 1c. Pra-Proposal Teknis Kegiatan
Pra-Proposal teknis berisi penjelasan tentang kegiatan yang diusulkan dalam
kerangka sebagai berikut: Jumlah halaman untuk pra-proposal maksimum
5 halaman.
(1) Abstrak, maksimum ½ halaman
Tuliskan secara komprehensif kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan menjelaskan masalah yang akan ditangani dan latar belakang,
tahap-tahap kegiatan, kegunaan hasil, dan metodologi yang
digunakan. Cantumkan pula lima kata kunci yang dominan.
(2) Pendahuluan, maksimum ½ halaman
(a) Latar belakang signifikansi dan pentingnya kegiatan/teknologi dan
intervensi sosial yang dihasilkan bagi pembangunan
(b) Perumusan permasalahan (problem statement)
(c) Tujuan
(d) Sasaran
(e) Lokasi kegiatan
(3) Kelayakan Teknis (maksimum 1 halaman)
(a) Kesesuaian dan keselarasan teknologi/kegiatan penelitian dengan
kebutuhan
(b) Perencanaan pelaksanaan kegiatan
(c) Kesinambungan dan pemanfaatan produk iptek yang dihasilkan
(d) Mitra Industri/lembaga pemerintah/ badan litbang (jika ada)
(4) Metode dan Mekanisme Alih Teknologi/Diseminasi dan atau
intervensi sosial (maksimum ½ halaman)
Uraikan secara jelas pendekatan dan langkah dalam melaksanakan
kegiatan sampai produk iptek dapat diterima dan bermanfaat baik bagi
pengguna.
(5) Pemanfaatan Hasil (maksimum ½ halaman)
(a) Strategi Pemanfaatan Hasil Kegiatan.
(b) Prospek/Peluang Pemasaran Produk dan Market Acceptance.
(c) Kelayakan Komersial dan Bisnis Produk atau intervensi sosial yang
dapat memperbaiki karakter bangsa.
(6) Strategi Pelembagaan industrialisasi kearah karakter bangsa
Uraikan secara singkat ciri-ciri industrialisasi yang dibangun dikaitkan
dengan upaya pengkuatan karakter bangsa, dalam upaya
pemanfaatan temuan/inovasi penelitian nasional dan kerarifan lokal,
pemanfaatan sebesar mungkin muatan bahan dan sumberdaya lokal,
peningkatan peran SDM bangsa sebagai pengelola industri nasional
dan formulasi kebijakan yang mendukung perubahan perilaku
masyarakat untuk menghargai produk industri nasional.
(7) Organisasi dan Personil Pelaksana Kegiatan (½ halaman)
Cantumkan nama lengkap, gelar kesarjanaan, pria/wanita, unit kerja,
bidang keahlian dan tugas dalam kegiatan, pendidikan terakhir, serta
11




Riwayat Hidup, alokasi waktu (jam/minggu), nama lembaga. Sertakan
pula surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan kegiatan.
(8) Jadwal Kegiatan (halaman disesuaikan)
Secara rinci harus mencantumkan seluruh kegiatan dalam 2 tahun
dengan batas waktu setiap tahun sampai akhir bulan November.
(9) Daftar Pustaka (maksimum 5 daftar pustaka yang sangat relevan)
(10) Indikator Keberhasilan
Capaian yang ditargetkan*

No.

Indikator

Tahun I

Tahun II


1 HKI (didaftarkan/diproses/ disertifikasi)
2 Produk teknologi/rekayasa (intervensi)
sosial (status: pengembangan, uji
coba, penerapan, evaluasi)
3 Pelayanan jasa (status:
pengembangan, uji coba, penerapan,
evaluasi)
4 Kerja sama (status: penjajakan,
pelaksanaan, evaluasi kerja sama)
5 Product market-acceptance
6 Spin-off
7 Pembangkitan pendapatan
8 Lainnya: ...

Tengah Akhir Tengah Akhir

*Tuliskan kuantitasnya jika memungkinkan, atau uraikan dalam narasi

Lampiran 1d. Proposal Biaya

Rekapitulasi biaya yang diusulkan (Tahun 1)

No. Uraian
1. Gaji dan Upah
2. Bahan Habis Pakai
3. Peralatan (Sewa/rakitan)
4. Perjalanan
5. Lain-lain
Jumlah Biaya

Jumlah (Rp)


Lampiran 1e. Proposal Lengkap Teknis Kegiatan

Proposal Lengkap teknis berisi penjelasan tentang kegiatan yang diusulkan
dalam kerangka sebagai berikut: proposal lengkap diajukan setelah lolos
seleksi tahap I. Jumlah halaman untuk kerangka proposal lengkap
maksimum 25 halaman di luar lampiran proposal biaya.
Sistematika Proposal Lengkap meliputi:
(1) Daftar Isi
(2) Abstrak
Tuliskan secara komprehensif kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan menjelaskan masalah yang akan ditangani dan latar



12





belakang, tahap-tahap kegiatan, kegunaan hasil, dan metodologi
yang digunakan. Cantumkan pula lima kata kunci yang dominan.
(3) Pendahuluan
(a) Latar belakang signifikansi dan pentingnya kegiatan/teknologi
dihasilkan bagi pembangunan
(b) Perumusan permasalahan (problem statement)
(c) Tujuan
(d) Sasaran
(e) Lokasi kegiatan
(4) Kelayakan Teknis
(a) Kesesuaian dan keselarasan teknologi/kegiatan penelitian
dengan kebutuhan
(b) Perencanaan pelaksanaan kegiatan
(c) Kesinambungan dan pemanfaatan produk ipteksb dan atau hasil
intervensi sosial yang dihasilkan
(d) Mitra industri/lembaga pemerintah/Badan Litbang/masyarakat
(5) Metode dan Mekanisme Alih Teknologi/Diseminasi/Intervensi
sosial
Uraikan secara jelas pendekatan dan langkah dalam melaksanakan
kegiatan sampai produk iptek dapat diterima dan bermanfaat baik
bagi pengguna.
(6) Pemanfaatan Hasil
(a) Strategi Pemanfaatan Hasil Kegiatan.
(b) Prospek/Peluang Pemasaran Produk dan Market Acceptance
dan atau peluang penerapan intervensi social di lokasi/daerah
lain.
(c) Kelayakan Komersial dan Bisnis Produk serta kelayakan
keberlanjutan perbaikan karakter bangsa.
(7) Strategi Pelembagaan industrialisasi kearah karakter bangsa
Uraikan secara Intervensi kebijakan dan perubahan perilaku
masyarakat dan manajemen yang akan dilakukan sehingga dapat
mendukung teruwujudnya karakter industrialisasi yang dibangun untuk
pengkuatan karakter bangsa, dalam pemanfaatan temuan/inovasi
penelitian nasional dan kearifan lokal, pemanfaatan sebesar mungkin
muatan bahan dan sumberdaya lokal, peningkatan peran SDM bangsa
sebagai pengelola industri nasional dan formulasi kebijakan yang
mendukung perubahan perilaku masyarakat untuk menghargai produk
industri nasional.
(8) Personil Pelaksana Kegiatan
Cantumkan nama lengkap, gelar kesarjanaan, pria/wanita, unit kerja,
bidang keahlian dan tugas dalam kegiatan, pendidikan terakhir, serta
Riwayat Hidup, alokasi waktu (jam/minggu), nama lembaga. Sertakan
pula surat pernyataan kesanggupan keterlibatan dan menyelesaikan
kegiatan.

13




(9) Jadwal Kegiatan
Secara rinci harus mencantumkan seluruh kegiatan multi tahun
dengan batas waktu setiap tahun sampai akhir bulan November.
(10) Daftar Pustaka


Lampiran 1f. Proposal Biaya

Rekapitulasi biaya yang diusulkan (Tahun 1)

No. Uraian
1. Gaji/upah
2. Bahan/Perangkat Penunjang/Peralatan
3. Perjalanan
Pengumpulan dan Pengolahan data, Laporan,
4. Publikasi, Seminar, Pendaftaran HKI dan lain-
lain
Jumlah Biaya
1. Gaji dan Upah

Jumlah (Rp)

No.

Pelaksana Kegiatan

Jumlah

Jumlah
Jam/minggu

Honor/
Jam

Biaya
(Rp)

1. Ketua Tim Peneliti
2. Pelaksana/Peneliti
3. Teknisi
4. Tenaga Harian
Jumlah Biaya
2. Bahan/Perangkat Penunjang/Peralatan

No.
1.

Bahan

Jumlah Biaya

Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya Rp)

3. Perjalanan
No.
1.


Jenis


Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya Rp)

Jumlah Biaya
4. Pengumpulan dan Pengolahan data, Laporan, Publikasi, Seminar,
Pendaftaran HKI dan lain-lain

No.
1.

Tujuan

Jumlah Biaya

Volume Biaya Satuan (Rp) Biaya Rp)


Dalam hal ini, standar pembiayaan harus sesuai Peraturan Menteri Keuangan
tentang Standar Biaya Umum yang berlaku.












14





Lampiran 2a. Format Buku Catatan Harian Penelitian






(BCHP)



PROGRAM PENELITIAN
UNGGULAN STRATEGIS NASIONAL




Nomor BCHP : .......................................................................


Tahun Anggaran 2011






Lampiran 2b. Keterangan Penelitian

Keterangan Penelitian


Judul Penelitian

Peneliti Utama

Institusi Peneliti

Bidang Fokus


: ...................................................................

: ...................................................................

: ...................................................................

: ...................................................................


Tahun Pelaksanaan : ...................................................................


Biaya

Tujuan


: ...................................................................

: ...................................................................




Sasaran Akhir Tahun : .................................................................


Nomor BCHP : ...............................................................................................

15





Lampiran 2c. Surat Pernyataan

KOP PERGURUAN TINGGI

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama
N I P
Pangkat/Golongan
Alamat

:
:
:
:



Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya yang berjudul
........................................................................... yang diusulkan dalam skim
................. ........... T.A. 2011 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga/sumber dana lain.


Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia
dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya
penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.


...., .......2011

Mengetahui,
.....................


(.....................*))




*) Ditandatangani oleh Ketua Lembaga Penelitian
**) Ditandatangani oleh Penulis Peneliti

Yang menyatakan,
Materai 6000


(......................**))



























16





Lampiran 3. Lembaran Evaluasi

FORMULIR EVALUASI PRA-PROPOSAL
PROGRAM PENELITIAN
UNGGULAN STRATEGIS NASIONAL

Judul Penelitian Unggulan Strategis Nasional :
............................................................................................................................
Nama Ketua Tim Peneliti : ..............................................................................

Perguruan Tinggi
Tahun

: ..............................................................................
: .....................................

Biaya yang diusulkan : …………………………


Unsur Penilaian Bobot
A. Kegiatan
1. Ketepatan metodologi
2. Capaian sasaran secara umum
3. Upaya pengembangan techno- 15%
industrial cluster
4. Kiat mengatasi hambatan
5. Prospek keberlanjutan
B. Keluaran
1. Produk
2. Publikasi 15%
3. HKI
4. Pelayanan Jasa
C. Exit Strategy
1. Linkages
2. Product market acceptance 20%
3. Spin-off
4. Income generating
D. Karakter Bangsa
1.Karakter dalam pengelolaan Industri




Skor



Nilai (Bobot x
Skor)




Catatan

2.Perubahan perilaku manajemen
3.Perubahan Perilaku masyarakat
E. Tim Peneliti
1. Komitmen dan Kesungguhan
2. Track Record
3. Profesionalisme
F. Relevansi dengan issu/topik strategis
dan keunggulan produk target
Jumlah
Komentar Umum :
Rekomendasi :

*) Skor: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10

15%



15%


20%














Nama dan Tanda Tangan Penilai







17





LEMBARAN EVALUASI PROPOSAL LENGKAP
PROGRAM PENELITIAN
UNGGULAN STRATEGIS NASIONAL

Judul Penelitian Unggulan Strategis Nasional :
............................................................................................................................
Nama Ketua Tim Peneliti : ..............................................................................

Perguruan Tinggi
Tahun

: ..............................................................................
: ...................

Biaya yang diusulkan : ……………
Biaya yang direkomendasikan : ……………
Unsur Penilaian Bobot
A. Kegiatan
1. Ketepatan metodologi
2. Capaian sasaran secara umum
3. Upaya pengembangan techno- 15%
industrial cluster
4. Kiat mengatasi hambatan
5. Prospek keberlanjutan
B. Keluaran
1. Produk
2. Publikasi 15%
3. HKI
4. Pelayanan Jasa
C. Exit Strategy
1. Linkages
2. Product market acceptance 20%
3. Spin-off
4. Income generating
D. Karakter Bangsa
1. Karakter dalam pengelolaan Industri




Skor



Nilai (Bobot x
Skor)




Catatan

2. Perubahan perilaku manajemen
3. Perubahan Perilaku masyarakat
E. Tim Peneliti
1. Komitmen dan Kesungguhan
2. Track Record
3. Profesionalisme
F. Relevansi dengan issu/topik strategis
dan keunggulan produk target
Jumlah
Komentar Umum :
Rekomendasi :


*) Skor : 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10

15%



15%


20%














Nama dan Tanda Tangan Penilai










18





Lampiran 4. Pokok-Pokok Pengertian



Pokok-Pokok Pengertian

A. Pendekatan Strategis

Pada bagian ini dijabarkan pokok permasalahan yang menghambat
perkembangan sektor produksi strategis yang dituju serta faktor-faktor penting
yang mempengaruhi, maupun perubahan-perubahan yang mungkin terjadi
apabila faktor-faktor tersebut dapat dikembangkan. Oleh karena bagian inti
kegiatan dari Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional adalah penelitian
dan pengembangan, maka Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional akan
dapat memberikan dampak yang bermakna bagi penyelesaian permasalahan
tersebut apabila faktor teknologi memiliki peran yang signifikan. Dengan demikian
analisis pengaruh faktor teknologi juga merupakan pokok yang penting. Namun
perlu pula disadari bahwa penetrasi faktor teknologi pada umumnya terkait pula
pada kesiapan dunia usaha yang tentunya sangat dipengaruhi berbagai faktor
pasar. Karena itu, strategi yang akan diterapkan agar kegiatan Program
Penelitian Unggulan Strategis Nasional dapat menimbulkan leverage (daya
ungkit) bagi penyelesaian permasalahan yang dihadapi, harus dijabarkan secara
jelas.

B. Technology Roadmap

Technology roadmap adalah suatu diagram yang menggambarkan keterkaitan
antara perkembangan aplikasi (produk, proses produksi, dan jasa) di suatu sektor
produksi, dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang
diperlukan untuk mendukung pengembangan dan produksi aplikasi tersebut.
Technology roadmap buka merupakan suatu peramalan (forecasting) tentang
terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun lebih merupakan gambaran
kebutuhan teknologi untuk mendukung perkembangan kegiatan produksi.

Roadmapping menjadi suatu kebutuhan karena product time to market dan
product life cycle menjadi semakin pendek, sementara persaingan semakin ketat,
sehingga perencanaan dan investasi teknologi menjadi sangat penting.
Roadmapping juga diperlukan untuk memahami sejumlah trend kemajuan
teknologi yang dapat mempengaruhi persaingan produk.




19




“Technology roadmapping is a need driven technology planning process to help
identify, select and develop technology alternatives to satisfy a set of product
needs. It identifies the critical requirements and performance targets of product
and process, strategic technology drivers, and recommends technology
alternative paths and milestones for meeting those requirements and targets.
Technology road map helps the coordination between industry, technologist,
researchers, and policy makers, to identify the gaps in R&D programs and
innovation activities”.

C. Desain Intervensi Sosial

Desain intervensi Sosial adalah suatu digaram dan penjelasannya yang
menggambarkan tentang langah-langkah sistematis untuk melakukan perubahan
perilaku, kesadaran, dan sikap pada skala individual dan kolektif (komunitas).
Langkah sistematis yang dimaksud di sini mulai dari tahap (a) analisis sosial
terkait dengan profil komunitas, kebutuhan dan hambatan pengembangan
sampai tahap (b) Perumusan perubahan kualitas perilaku dan kesadaran serta
kualitas hidup yang akan dicapai (c) Penentuan strategi dan instrumen intervensi
yang terkait dalam proses internaslisasi dan legitimasi serta (d) langkah
pelembagaan terhadap perubahan yang sudah dilakukan atau terjadi di tingkat
individu dan kolektif/komunitas.

Rasionalisasi Desain ini diarahakan untuk mendukung perubahan-perubahan
sosial (dalam skala kolektif dan individual) untuk memberi karakter bagi roadmap
tekhnologi yang sedang dibangun sedemikian rupa sehingga mengarah pada
pembentukkan karakter bangsa yang mengkuatkan identitas bangsa, pengkuatan
modal sosial, kemandirian, keadilan dan kesejahteraan.

D. Sasaran dan Keluaran Strategis

Pada bagian ini dijabarkan sasaran dan keluaran strategis (produk, proses
produksi, teknologi) yang akan dihasilkan dalam jangka pendek, menengah, dan
panjang berdasarkan strategi yang akan diterapkan dan technology roadmap
yang terkait dengan sektor produksi yang dituju. Sasaran dan keluaran tersebut
harus dapat digunakan sebagai tolok ukur kinerja dan keberhasilan pelaksanaan
kegiatan. Oleh karena kegiatan Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional
harus memiliki keterkaitan yang erat dengan penguatan rantai dukungan
teknologi dan pertumbuhan techno-industrial cluster yang terkait dengan sektor
produksi yang dituju, maka analisis tentang prospek ekonomi, kebijakan-
kebijakan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya perlu pula dijabarkan.
20




Selain itu, semua bidang kajian akan berujung akhir pada pembangunan dan
peningkatan karakter bangsa, yang dapat dijabarkan dalam suatu kebijakan.

E. Rencana Kegiatan

Pada bagian ini dijabarkan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai sasaran dan menghasilkan keluaran yang diinginkan. Rencana
kegiatan disusun secara modular agar pelaksanaannya dapat dikendalikan
secara baik dan memungkinkan partisipasi para stakeholders secara optimal.
Milestones pelaksanaan setiap modul dan keterkaitannya dengan modul lain,
harus diuraikan secara jelas.

F. Keterlibatan Lembaga Litbang, Perguruan Tinggi, dan Industri

Dalam melaksanakan kegiatan Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional,
Pelaksana Kegiatan Program harus melibatkan pihak lain, baik dari lingkungan
lembaga penelitian, perguruan tinggi, maupun industri. Hal ini sangat diperlukan
untuk menstimulasi perkembangan techno-industrial cluster serta memperkuat
rantai dukungan teknologi yang terkait dengan perkembangan cluster tersebut.
Pada bagian ini harus dijabarkan strategi yang akan diterapkan oleh Pelaksana
Program Kegiatan untuk mendorong partisipasi pihak-pihak lain secara optimal.
Informasi tentang pihak-pihak yang berminat untuk berpartisipasi serta kapasitas
dan perannya di dalam kegiatan diperlukan pula.

G. Manajemen Kegiatan

Manajeman kegiatan Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional
merupakan salah satu faktor keberhasilan yang sangat penting karena kegiatan
tersebut dapat bersifat jangka panjang, mencakup technology roadmap yang
cukup kompleks dan dapat meliputi tahapan penelitian pengembangan teknologi,
desain produk dan proses produksi, serta persiapan komersialisasi yang
melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu Pelaksana Program Kegiatan harus
menjabarkan modalitas manajemen kegiatan yang akan diterapkan. Modalitas
manajemen tersebut juga harus memuat ukuran kinerja manajemen kegiatan.

H. Exit Strategy

Pada bagian ini dijabarkan strategi yang akan diterapkan agar hasil penelitian
dan pengembangan yang akan dilakukan mempunyai sasaran jangka pendek,
menengah dan panjang, yang dapat diadopsi oleh stakeholders ke dalam


21




kegiatannya. Pencapaian sasaran-sasaran tersebut akan menjadi pertimbangan
DP2M DIKTI dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan.

I. Strategi Pelembagaan Industrialisasi Berkarakter Bangsa

Pada bagian ini dijabarkan stratetegi yang akan detirapkan dalam rangka
pelembagaan (institusionalisasi) industri yang dibangun sedemikian rupa dapat
mendorong perubahan perilaku masyarakat dan manajemen untuk menerima
karakter keunggulan temuan/inovasi penelitian nasional dan kerarifan lokal,
pemanfaatan sebesar mungkin muatan bahan dan sumberdaya lokal,
peningkatan peran SDM bangsa sebagai pengelola industri nasional dan
formulasi kebijakan yang mendukung perubahan perilaku masyarakat untuk
menghargai produk industri nasional. Strategi ini dapat melalui intervensi
kebijakan publik atau rekayasa sosial masyarakat dan organisasi industri.

J. Pembiayaan

Dalam bagian ini dijabarkan perkiraan pembiayaan yang diperlukan. Program
Kegiatan Penelitian Unggulan Strategis Nasional merupakan instrumen kebijakan
yang diharapkan menstimulasi perkembangan sektor produksi tertentu. Oleh
karena itu kegiatannya harus dapat menstimulasi komitmen pelaku bisnis untuk
berpartisipasi membiayai kegiatan tersebut, khususnya dalam tahap pengalihan
hasil-hasil litbang yang diperoleh ke dalam kegiatan komersial. Di dalam
menyusun pembiayaan APBN harus diikuti semua peraturan yang berlaku
(Peraturan Pemerintah, Perpres, Keppres, Permenkeu, dsb) dan diperhitungkan
kelayakan anggaran sesuai dengan kondisi keuangan negara. Belanja jasa
profesi dapat dimasukkan dalam butir pembiayaan perangkat penunjang.


Laporan Kemajuan Pekerjaan

Laporan ini merupakan bagian dari laporan administrasi Pengelola Anggaran
Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional. Selain memuat aspek teknis
kemajuan pekerjaan yang mengacu pada Rencana Kegiatan, Laporan tersebut
disertai lampiran rincian penggunaan anggaran dan pembayaran pajak.
Pengajuannnya disesuaikan dengan periode pembayaran yang diatur dalam
Perjanjian Kerja antara DP2M Dikti dengan lembaga/perguruan tinggi terkait.







22




Laporan Kinerja Kegiatan

Laporan kinerja kegiatan dibuat minimal dua (2) kali setiap tahun, yaitu pada
pertengahan dan akhir tahun, dalam bentuk Laporan Eksekutif (bukan Ringkasan
Eksekutif) disampaikan kepada Tim DP2M Dikti. Laporan ini harus memuat
pelaksanaan kegiatan serta hasil-hasil yang diperoleh, hambatan atau
penyimpangan yang terjadi, serta berbagai hal penting lain yang perlu diketahui Tim
Penilai. Beberapa hal yang penting bagi Tim Penilai adalah:

• Kemajuan pengembangan kemampuan sesuai dengan technology roadmap
dan/atau social intervention yang telah ditentukan.

• Kemajuan pembuatan produk dan proses produksi atau intervensi sosial yang
tengah dikembangkan.

• Daftar perlindungan HKI dan atau Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
telah didaftarkan dan telah diperoleh, serta publikasi ilmiah.

• Komitmen dan kesiapan pelaku bisnis untuk mengadopsi produk dan proses
produksi yang telah siap masuk ke dalam tahapan komersialisasi atau
intervensi sosial yang akan diterapkan.

• Keberhasilan Pelaksana Program dalam melibatkan pihak-pihak lain, serta
tingkat partisipasi mereka baik dalam bentuk kepakaran maupun
pembiayaan.

• Potensi perkembangan rantai dukungan teknologi dan techno-industrial
cluster yang dituju.

• Capaian karakter bangsa yang sudah terwujud dalam segi pemanfaatan
inovasi, sumberdaya dan SDM untuk industrialsiasi serta perubahan perilaku
masyarakat dan manajemen.



Publikasi untuk Akuntabilitas Publik

Pelaksana Program Kegiatan dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan
Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional harus menerbitkan dokumentasi
dan informasi lain yang diperlukan agar publik mengetahui maksud, lingkup,
kemajuan, serta hasil-hasil kegiatan Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional
yang ditanganinya. Publikasi tersebut dapat berbentuk publikasi ilmiah, informasi




23




tentang produk HKI atau paket teknologi yang diperoleh, atau berbentuk website,
profil kegiatan, brosur, dan leaflet bagi masyarakat umum.

Keikutsertaan dalam berbagai Seminar dan Pameran Teknologi & Industri juga
merupakan suatu saluran yang baik untuk meningkatkan akuntabilitas publik.

Pengelolaan Kekayaan Intelektual serta Hasil Litbang

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih
Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil Penelitian dan Pengembangan
dilimpahkan pada Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan.

Penutup

Dokumen ini wajib diacu oleh Pelaksana Program Kegiatan atau pihak-pihak lain
yang terlibat di dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan proses
evaluasi Program Penelitian Unggulan Strategis Nasional. Penyempurnaan terhadap
dokumen ini akan dilakukan secara periodik sesuai dengan perkembangan keadaan
serta pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh.
BAB VI
STRATEGI-STRATEGI BELAJAR
(LEARNING STRATEGIES)


A. RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR
1. Istilah dan Pengertian
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam mempengaruhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Michael Pressley (1991) dalam (Nur, 2000b:7), menyatakan bahwa strategi-strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi dan terdiri atas proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar). Strategi-strategi tersebut merupakan strategi-strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar tertentu. Untuk menyelesaikan tugas belajar siswa memerlukan keterlibatan dalam proses-proses berpikir dan perilaku, menskim atau membaca sepintas lalu judul-judul utama, meringkas dan membuat catatan, di samping itu juga memonitor jalan berpikir diri sendiri.
Sedangkan Sulistyono (2003), mendefinisikan strategi belajar sebagai tindakan khusus yang dilakukan oleh seseorang untuk mempermudah, mempercepat, lebih menikmati, lebih mudah memahami secara langsung, lebih efektif dan lebih mudah ditransfer ke dalam situasi yang baru.
Nama lain strategi-strategi belajar (learning strategies) adalah strategi-strategi kognitif yaitu suatu strategi belajar yang mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir siswa yang digunakan pada saat menyelesaikan tugas-tugas belajar (Nur, 20007). Dengan kata lain, bahwa strategi-strategi tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada tujuan-tujuan belajar perilaku.
Norman dalam Nur (2000b:6) juga memberikan argumen yang kuat tentang pentingnya pengajaran strategi. Pengajaran strategi belajar berdasarkan pada dalil, bahwa keberhasilan belajar siswa sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Ini menjadikan strategi-strategi belajar mutlak diajarkan kepada siswa secara tersendiri, mulai dari kelas-kelas rendah sekolah dasar dan terus berlanjut sampai sekolah menengah dan pendidikan tinggi.
2. Tujuan Strategi Belajar
Mengajar pada dasarnya meliputi mengajari siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir dan bagaimana memotivasi diri sendiri ( Weistein dan Meyer dalam Nur 2000). Secara lebih detail Weistein dan Meyer dalam Nur (2000;6) mengatakan:
Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar namun jarang mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah namun tidak mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan sama halnya, kita kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun jarang mengajarkan mereka seni menghafal. Sekarang tibalah waktunya kita membenahi kelemahan tersebut, tibalah waktunya kita mengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan pemecahan masalah dan memori. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip umum tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana memecahkan masalah dan kemudian mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap diterapkan dan kemudian masukan metode-metode ini dalam kurikulum

Berdasarkan pernyaaan tersebut, maka mengembangkan dan mengajarkan strategi-strategi belajar kepada siswa merupakan tugas seorang guru untuk membentuk siswa menjadi pembelajar dengan pengendalian diri/mandiri (self-regulated Learning), Menurut Arends(1997:245) pembelajaran mandiri (self regulated learner) adalah pembelajaran yang dapat melakukan hal penting dan memiliki karakteristik, antara lain:
(1) Mendiagnosis secara tepat suatu situasi pembelajaran tertentu
(2) Memiliki pengetahuan startegi-strategi belajar efektif, bagaimana serta kapan menggunakannya
(3) Dapat memotifasi diri sendiri tidak hanya karena nilai atau motifaror eksternal
(4) Mampu tetap tekun dalam tugas sehingga tugas itu terselesaikan
(5) Belajar secara efektif dan memiliki motifasi abadi untuk belajar

3. Langkah Mengajarkan Strategi-strategi Belajar
Untuk mengajarkan strategi-strategi belajar kepada siswa terdapat beberapa hal/langkah-langkah yang harus diperhatikan yaitu:
(1) Memberitahu siswa bahwa mereka akan diajarkan suatu strategi belajar, agar perhatian siswa terfokus
(2) Menunjukan hubungan positif penggunaan strategi belajar terhadap prestasi belajar dan memberitahukan perlunya kerja fikiran ekstra untuk emmbuahkan prestasi yang tinggi
(3) Menjelaskan dan memeragakan strategi yang diajarkan
(4) Menjelaskan kapan dan mengapa suatu strategi belajar digunakan
(5) Memberikan penguatan terhadap siswa yang memakai strategi belajar
(6) Memberikan praktek yang beragam dalam pemakaian strategi belajar
(7) Memberikan umpan baik saat menguji materi dan strategi belajar tertentu
(8) Mengevaluasi penggunaan strategi belajar, dan memdorong siswa untuk melakukan evaluasi mandiri

B. VARIAN STRATEGI-STRATEGI BELAJAR
Berdasarkan teori kognitif dan pemrosessan informasi, maka terdapat beberapa strategi belajar yang dapat dibgunakan dan diajarkan, yaitu: Pertama, strategi mengulang (rebearsal sytrategies). Mengulang sederhana dapat membantu mempertahankan informasi tetap berada dalam memori jangka pendek, namun kurang membantu membuat bermakna informasi baru tersebut, kecuali dengan menggunakan strategi pengulangan yang lebih kompleks, seperti:
Menggaris bawahi dan membuat catatan pinggir; Kedua, strategi elaborasi (Elaboration strategies). Strategi Elaborasi adalah proses penambahan rincian dari informasi baru sehingga lebih bermakna, karena system pengkodean menjadi lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Yang termasuk dalam strategi elaborasi antara lain: Pembuatan catatan, penggunaan analogi dan metode PQ4R (Priview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review); Ketiga, Strategi organisasi (Organization Strategies). Yaitu strategi peningkatan kebermaknaan informasi baru, melalui penggunaan struktur-struktur pengorganisasian baru pada informasi tersebut. Termasuk dalam strategi ini adalah: Outlining (membuat kerangka garis besar), mapping (pemetaan konsep), mnemonics (membuat kategori baru); dan Keempat, Strategi Metakognitif(metacognitive strategies). Strategi metakognitif berhubungan dengan pemikiran siswa bagaimana mereka sendiri berfikir dan kemampuan mereka menggunakan strategi belajar tertentu dengan tepat (Nur, 2000:25)











1. Strategi Mengulang (rehearsal strategies)
Agar terjadi pembelajaran, pembelajaran harus melakukan tindakan pada informasi baru dan menghubungkan informasi baru tersebut dengan pengetahuan awal. Strategi yang digunakan untuk proses pengkodean ini disebut strategi mengulang (rehearsal) dan mengulang kompleks (complex reheasal).
Strategi mengulang yang paling sederhana, yaitu sekedar mengulang dengan keras atau dengan pelan informasi yang ingin kita hafal disebut strategi mengulang sederhana, misalnya digunakan untuk menghafal nomor handphone dan arah ke satu tempat tertentu dalam jangka waktu pendek. Seorang pembelajar tidak dapat mengingat seluruh kata atau ide dalam sebuah buku hanya dengan membaca buku itu keras-keras.
Penyerapan bahan lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks, yaitu perlu melakukan upaya lebih jauh sekedar mengulang informasi. Menggarisbawahi ide-ide kunci dan membuat catatan pinggir adalah dua strategi mengulang kompleks yang dapat diajarkan kepada siswa untuk membantu mereka mengingat bahan ajaran yang lebih kompleks.
a. Menggarisbawahi
Menggarisbawahi ide-ide kunci dari suatu teks adalah suatu teknik yang kebanyakan telah di pelajari siswa pada saat mereka masuk perguruan tinggi. Menggarisbawahi membantu siswa lebih banyak dari teks karena beberapa alasan. Pertama, menggarisbawahi secara fisik menemukan ide-ide kunci, oleh karena itu pengulangan dan penghafalan lebih cepat dan lebih efisien. Kedua, proses pemilihan apa yang digarisbawahi membantu dalam menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada. Sayangnya siswa tidak selalu menggunakan prosedur menggarisbawahi secara sangat efektif. Kadang-kadang siswa juga menggarisbawahi informasi yang tidak relevan. Hal ini biasanya terjadi pada siswa-siswa sekolah dasar atau SLTP yang mengalami kesulitan menentukan informasi mana yang paling dan kurang penting.
b. Membuat Catatan-catatan Pinggir
Membuat catatan pinggiran dan catatan lain membantu melengkapi garis bawah. Perlu diperhatikan bahwa siswa telah dapat melingkari kata-kata yang tidak dimengerti, menggarisbawahi ide-ide penting, memberi nomor dan membuat daftar kejadian, mengidentifikasi kalimat yang membingungkan dan menulis catatan-catatan dan komentar-komentar untuk diingat. Strategi mengulang khususnya strategi mengulang kompleks, membantu siswa memperhatikan informasi baru spesifik dan membantu pengkodean. Tetapi strategi ini tidak membantu siswa menjadikan informasi baru lebih bermakna.
2. Strategi-strategi Elaborasi (elaboration strategies)
Elaborasi merupakan proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah dan lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui.
a. Pembuatan Catatan
Sejumlah besar informasi diberikan kepada siswa melalui presentasi dan demonstrasi guru. Pembuatan catatan membantu siswa dalam mempelajari informasi ini secara singkat dan padat menyimpan informasi untuk ulangan dan dihafal kelak. Bila dilakukan dengan benar, pembuatan catatan juga membantu mengorganisasikan informasi sehingga informasi itu dapat diproses dan dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada secara lebih efektif.
b. Analogi
Analogi adalah pembandingan yang dibuat untuk menunjukan kesamaan antara ciri-ciri pokok suatu benda atau ide-ide, selain itu seluruh cirinya berbeda, seperti jantung dengan pompa.
c. PQ4R
Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), Q adalah question (bertanya) dan 4R singkatan dari read(membaca), reflecty(refleksi), recite(tanya-jawab sendiri), review(mengulang secara menyeluruh). Melakukan preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum membaca mengaktifkan pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui. Mempelajari judul-judul atau topik-topik utama membantu pembaca sadar akan organisasi bahan-bahan baru tersebut, sehingga mempermudah perpindahan dari mmemori jangka pendek ke memori jangka panjang. Resitasi informasi dasar, khususnya bila disertai dengan beberapa bentuk elaborasi, kemungkinan sekali akan memperkaya pengkodean.




3. Strategi Organisasi (organization strategies)
Seperti halnya strategi elaborasi, strategi organisasi bertujuan membantu pembelajaran meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut. Strategi-strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah atau membagi ide-ide atau istilah-istilah itu menjadi sub set yang lebih kecil. Strategi-strategi ini juga terdiri dari pengidentifikasian ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Outlining, mapping, dan mnemonics yang meliputi pemotongan, akronim dan kata terkait merupakan strategi organisasi yang umum.
a. Outlining
Dalam outlining atau membuat kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama. Dalam pembuatan kerangka garis besar tradisional satu-satunya jenis hubungan adalah satu topik kedudukannya lebih rendah terhadap topik lain. Sama dengan strategi lain, siswa jarang sebagai pembuat kerangka yang baik pada awalnya, namun mereka dapat belajar menjadi penulis kerangka yang baik apabila diberikan pengajaran tepat dan latihan yang cukup.
b. Pemetaan Konsep (concept mapping )
Salah satu pernyataan dalam teori Ausubel adalah bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Jadi supaya belajar jadi bermakna, maka konsep baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang ada dalam struktur kognitif siswa. Ausubel belum menyediakan suatu alat atau cara yang sesuai yang digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh para siswa (Dahar, 1988:149). Berkenaan dengan itu Novak dan Gowin (1985) dalam Dahar (1988:149) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.

c. Mnemonics
Mnemonics merupakan metode untuk membantu menata informasi yang menjangkau ingatan dalam pola-pola yang dikenal, hingga lebih mudah dicocokan dengan pola skemata dalam memori jangka panjang.

d. Chunking (potongan)
Misalnya seseorang dapat mengingat nomor telepon 10 angka karena ia telah membaginya dalam tiga kelompok, yaitu kode wilayah, kode tempat dan tiga nomor orang yang dituju.
e. Akronim (singkatan)
Akronim adalah singkatan [kependekan] yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Misalnya ABRI merupakan singkatan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia; Rudal singkatan dari peluru kendali; Meyjen singkatan dari Mayor Jenderal dan lainya.
4 Strategi Metakognitif (metacognitive strategies).
Metakognitif berhubungan dengan pengetahuan siswa tentang berfikir mereka sendiri dan kemampuan mereka menggunakan setrategi-strategi belajar tertentu dengan tepat. Oleh karena itu pembelajar dapat diajarkan strategi-strategi untuk menilai pemahaman mereka sendiri, menghitung beberapa waktu yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu dan memilih rencana yang efektif untuk belajar atau memecahkan suatu masalah (Nur, 2000a).

C. PENDEKATAN PENGAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING)
Pengajaran terbalik merupakan satu pendekatan tehadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar. Pengajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivis yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajauan pertanyaan (Nur dan Wikandari, 2000:16). Dengan Pengajaran Terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding (Ann Brown dan Annemarie Polincsar, dalam Nur, 2000:48).
Pengajaran Terbalik terutama dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerjasama untuk mengajarkan pemahaman bacaan-bacaan secara mandiri dikelas. Melalui Pengajaran Terbalik siswa diajarkan empat strategi pemahaman pengaturan diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian dan prediksi. Penggunaan pendekatan ini dipilih karena beberapa sebab yaitu:
a. Merupakan kegiatan yang secara rutin digunakan pembaca;
b. Meningkatkan pemahaman maupun memberi pembaca peluang untuk memantau pemahaman sendiri;
c. Sangat mendukung dialog bersifat kerjasama (diskusi).

Prosedur Pengajaran Terbalik dilakukan pertama-tama dengan guru menugaskan siswa membaca bacaan dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian guru memodelkan empat keterampilan (mengajukan pertanyaan yang bisa diajukan merangkum bacaan, mengklarifikasi poin-poin yang sulit, berat ataupun salah dan meramalkan apa yang akan ditulis pada bagian bacaan berikutnya) (Nur, 2000:49). Selanjutnya guru menunjuk seorang siswa untuk menggantikan peranannya sebagai guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi dalam kelompok tersebut dan guru beralih peran dalam kelompok tersebut sebagai motivator, mediator, pelatih dan member dukungan, umpan balik, serta semangat bagi siswa. Secara bertahap dan berangsur-angsur guru mengalihkan tanggung jawab pengajaran yang lebih banyak kepada siswa dalam kelompok, serta membantu memonitor berfikir dan strategi yang digunakan.
1. Memperkenalkan Pengajaran Terbalik
Pada awal penerapan Pengajaran Terbalik guru memberitaukan akan memperkenalkan suatu pendekatan/strategi belajar, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedurnya. Selanjutnya mengawali pemodelan dengan membaca satu paragraf suatu bacaan. Kemudian menjelaskan dan mengajarkan bahwa pada saat atau selesai membaca terdapat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan yaitu:
(1) Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat diajukan dari apa yang telah dibaca; berkenaan dengan wacana dan memastikan bisa menjawabnya;
(2) Membuat ikhtisar/rangkuman tentang informasi terpenting dari wacana;
(3) Memprediksi/ meramalkan apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya;
(4) Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu bagian, selanjutnya memeriksa apakah kita bisa berhasil membuat hal-hal itu masuk akal. (Nur dan Wikandari, 2000:20).
Setelah siswa memahami keterampilan di atas akan menunjuk seorang siswa untuk menggantikan perannya dalam kelompok tersebut. Mula-mula ditunjuk siswa yang memiliki kemampuan memimpin diskusi, selanjutnya secara bergilir setiap siswa merasakan/melakukan peran sebagai guru. Setelah sesi perkenalan berakhir, guru menjelaskan kepada siswa mengapa, kapan dan bagaimana strategi tersebut digunakan.

2. Prosedur Harian
Dalam tahap kelanjutan pelaksanaanya Pengajaran Terbalik melalui prosedur harian sebagai berikut: (Nur dan Wikandari, 2000:22)
a) Disediakan teks bacaan sesuai materi yang hendak diselesaikan
b) Dijelaskan bahwa pada segmen pertama guru bertindak sebagai guru (model)
c) Siswa diminta membaca dalam hati bagian teks yang ditetapkan. Untuk memudahkan mula-mula bekerja paragraf demi paragraf.
d) Jika siswa telah menyelesaikan bagian pertama, dilakukan pemodelan berikut ini:
1. Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah:
2. Guru memberikan kesempatan siswa menjawab pertanyaan tersebut. Bila perlu mereka boleh mengacu teks dengan kalimatnya sendiri:
3. Merangkum pokok pikiran yang terdapat dalam paragraph/sub bab. Bila perlu dapat menunjuk salah seorang siswa untuk membacakan rangkumannya.
4. Memberikan kesempatan siswa untuk memprediksikan hal yang akan dibahas pada paragraf selanjutnya:
5. Memberikan kesempatan siswa mengajukan komentar atau menemukan hal yang tidak jelas pada bacaan:

e) Siswa diminta untuk memberikan komentar tentang pengajaran yang baru berlangsung dan mengenai bacaan.
f) Segmen berikutnya dilanjutkan dengan bagian bacaan/paragraph berikut berikutnya dan dipilih satu siswa yang akan berperan sebagai “guru-siswa”.
g) Siswa dilatih/diarahkan berperan sebagai “guru-siswa” sepanjang kegiatan itu. Mendorong siswa lain untuk berperan serta dalam dialog, namun selalu member “guru-siswa” itu untuk kesempatan memimpin dialog. Memberikan banyak umpan balik dan pujian kepada “guru-siswa” untuk peran sertanya.
h) Pada hari-hari berikutnya, semakin lama guru mengurangi peran dalam dialog, sehingga “guru-siswa” dan siswa lainya itu berinisiatif sendiri menangani kegiatan itu. Peran guru selanjutnya sebagai moderator, menjaga agar siswa tetap berada dalam jalur dan membantu mengatasi kesulitan.
BAB V
PENGAJARAN BERDASARKAN MASALAH
(PROBLEM BASED INSTRUCTION)


A. RUANG LINGKUP PENGAJARAN BERDASARKAN MASALAH

1. Masalah Pembelajaran
Banyak kritik yang ditunjukan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka. Penumpukan informasi/konsep pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru kepada subjek didik melalui stu arah seperti menuang air ke dalam sebuah gelas (Rampengan 1993:1). Tidak dapat disangkal, bahwa konsep merupakan satu hal yang sangat penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri, tetapi terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh subjek didik. Pentingnya penahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan dan cara-cara memecahkan masalah. Untuk itu yang terpenting terjadi belajar yang bermakna dan tidak hanya seperti menuang air dalam gelas pada subjek didik.
Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu mengguanakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Berbicara mengenai proses pembelajaran dan pengajaran yang sering membuat kita kecewa, apalagi dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi ajar. Walaupun demikian kita menyadari bahwa ada siswa mampu memiliki tingkat hafal yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun kenyataan mereka sering kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut (Depdiknas 2002:1). Pemahaman yang dimaksud ini adalah pemahaman siswa terhadap dasar kualitatif di mana fakata-fakta saling barkaitan dengan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan tersebut dalam situasi baru. Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan/diaplikasikan pada situasi baru.
Menurut Arends (1997:243) : “it is strange that we expect student to learn yet seldom teach then about learning, we expect student to solve problems yet seldom teach then about problem solving”, yang berarti dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarakan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.
Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana guru dapat berkomunikasi baik dengan siswanya. Bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dalam kehidupan nyata. Bagaimana sebagai guru yang baik dan bijaksana mampu menggunakan model pembelajaran yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah (problem solving).
Model pembelajaran bardasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Misalnya suatu fenomena alam, mengapa tongkat seolah-olah patah saat dimasukkan dalam air?, mengapa uang logam yang diletakkan dalam sebuah gelas kosong jika dilihat pada posisi tertentu tidak kelihatan tetapi saat diisi air menjadi kelihatan?. Dari contoh permasalahan nyata jika diselesaikan secara nyata, memungkinkan siswa memahami konsep bukan sekedar menghafal konsep.
Meminjam pendapat Bruner (dalam Dahar 1988:125), bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainnya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkrit, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.

2. Istilah dan Pengertian
Pengajaran berdasarkan masalah telah dikenal sejak zaman John Dewey, yang sekarang ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Menurut Dewey (dalam Sudjana 2001:19) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukkan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanan, 2002:123)
Menurut Arends (1997), pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran ini juga mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdasarkan proyek (project-based instruction)”, “pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based instruction)”, “belajar otentik (authentic learning)” dan “ pembelajaran bermakna (anchored instruction)”.
3. Ciri-ciri khusus Pengajaran Berdasarkan Masalah
Menurut Arends (2001:349), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut (Krajcik, 1999; Krajcik, Blumenfeld, Marx & Soloway, 1994; Slavin, Maden, Dolan & Wasik, 1992, 1994; Cognition & Technology Group at Vanderbilt, 1990)
(1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
(2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi yang dimunculkan dalam pelajaran di teluk Chesapeake mencakup berbagai subyek akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata dan pemerintah.
(3) Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus mengnalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan, bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari.
(4) Menghasilkan produk dan memamerkanya. Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa transkrip debat seperti pada pelajaran “Roots and wings”. Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.
(5) Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir.
4. Manfaat Pengajaran Berdasarkan Masalah
Pengajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajaran yang otonom dan mandiri (Ibrahim, 2000:7).
Menurut Sudjana manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan tugas-tugas dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya.
5. Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah pada Tabel 5.1
Table 5.1
Sintaks Pengajaran Berdasarkan Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap 2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
(Sumber: Ibrahim & Nuh, 2000:13)

Menurut Ibrahim (2003:15), di dalam kelas PBI, peran guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru di dalam kelas PBI antara lain sebagai berikut:
(1) Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari;
(2) Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya melakukan pengamatan atau melakukan eksperimen/percobaan;
(3) Memfasilitasi dialog siswa
(4) Mendukung belajar siswa

B. PELAKSANAAN PENGAJARAN BERDASARKAN MASALAH
1. Tugas-tugas Perencanaan
Karena hakikat interaktifnya, model pengajaran berdasarkan masalah membutuhkan banyak perencanaan, seperti halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainya.
a. Penetapan tujuan
Model pengajaran berdasarkan masalah dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan menyelidiki, memahami peran orang dewasa dan membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri. Dalam pelaksanaanya pembelajaran berdasarkan masalah bisa saja diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
b. Merancang situasi masalah
Beberapa guru dalam pengajaran berdasarkan masalah lebih suka memberi kesempatan dan keleluasaan kepada siswa untuk memilih masalah yang akan diselidiki, karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki dan tidak didefinisikan secara ketat, memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa dan konsiten dengan tujuan kurikulum.
c. Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam pengajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material dan peralatan dan dalam pelaksanaanya bisa dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, atau di laboratorium, bahkan dapat pula dilakukan di luar sekolah. Oleh karena itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa, haruslah menjadi tugas perencanaan yang utama bagi guru yang menerapkan pemelajaran berdasarkan pemecahan masalah.
2. Tugas Interaktif
a. Orientasi Siswa pada masalah
Siswa perlu memahami bahwa tujuan pengajaran berdasarkan masalah adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakuakan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting dan untuk menjadi pembelajaran yang mandiri. Cara yang baik dalam menyajikan masalah untuk suatu materi pelajaran dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan dan menimbulkan misteri sehingga membangkitkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar
Pada model pengajaran berdasarkan masalah dibutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal tersebut siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Bagaimana mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif berlaku juga dalam mengorganisasikan siswa kedalam pengajaran berdasarkan masalah.
c. Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
 Guru membantu siswa dalam mengumpulkan dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berfikir tentang suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika penyelidikan yang benar.
 Guru mendorong pertukatran ide gagasan secara bebas dan penerimaan sepenuhnya gagasan-gagasan tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam tahap penyelidikan dalam rangka pembelajaran berdasarkan masalah. Selama dalam tahap penyelidikan guru memberikan bantuan yang dibutuhkan siswa tanpa mengganggu aktivitas siswa.
 Puncak proyek-proyek pengajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak seperti laporan, poster, model-model fisik dan video tape.
d. Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Tugas guru pada tahap akhir pengajaran berdasarkan pemecahan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
3. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Manajemen
Hal penting yang harus diketahui adalah bahwa guru perlu memiliki seperangkat aturan yang jelas agar supaya pemelajaran dapat berlangsung tertib tanpa gangguan, dapat menangani perilaku siswa yang menyimpang secara cepat dan tepat, juga perlu memiliki panduan mengenai bagaimana mengelola kerja kelompok.
Salah satu masalah yang cukup rumit bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran yang menggunakan model pengajaran berdasarkan masalah adalah bagaimana menangani siswa baik individual maupun kelompok, yang dapat menyelesaikan tugas lebih awal maupun yang terlambat. Dengan kata lain kecepatan penyelesaian tugas tiap individu maupun kelompok berbeda-beda. Pada model pengajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan untuk mengerjakan tugas multi (rangkap) dan waktu penyelesaian tugas-tugas tersebut dapat berbeda-beda. Hal tersebut mengakibatkan diperlukannya pengelolaan dan pemantauan kerja siswa yang rumit.
Dalam model pengajaran berdasarkan masalah, guru sering menggunakan sejumlah bahan dan peralatan dan hal ini biasanya dapat merepotkan gguru dalam pengelolaanya. Oleh karena itu, untuk efektifitas kerja guru harus memiliki aturan dan prosedur yang jelas dalam pengelolaan, penyimpanan dan pendistribusian bahan.

4. Asesmen dan Evaluasi
Seperti halnya dalam model pembelajaran kooperatif, dalam model pengajaran berdasarkan masalah fokus perhatian pembelajarantidak pada perolehan pengetahuan deklaratif, oleh karena itu tugas penilaian tidak cukup bila penilaiannya hanya dengan tes tertulis atau tes kertas dan pensil (Peper and Pencil test). Teknik penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pengajaran berdasarkan masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan siswa yang merupakan hasil penyelidikan mereka.
Tugas asesmen dan evaluasi yang sesuai untuk model pengajaran berdasarkan masalah terutama terdiri dari menemukan prosedur penilaian alternative yang akan digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa, misalnya dengan asesmen kinerja dan peragaaan hasil. Asismen kinerja dapat berupa asesmen melakukan pengamatan, asesmen merumuskan pertanyaan, asesmen merumuskan sebuah hipotesa dan sebagainya.
Contoh asesmen ditunjukan dalam tabel 5.2, tabel 5.3 dan tabel 5.4, yang dikutif dari Mohamad Nur dalam makalahnya contoh Silabus Kurikulum 2004 yang disampaikan pada Workshop dan Sosialisasi Kurikulum 2004 oleh MGMT Biologi SMA se-Kota Surabaya tanggal 29 Mei 2004 di Restoran Taman Sari Surabaya berikut ini:

Tabel 5.2
Asesmen-diri Melakukan Pengamatan
Lembar Obserfasi :
Keterampilan Pengamatan
Nama : ……………………………..
Objek : ……………………………..
No Aspek yang diamati Skor
Skor Siswa Guru
1. 1. Pengamatan dilakukan dengan aman dengan menggunakan semua indera yang sesuai
2. Pengamatan akurat secara kuantitatif dan menggunakan satuan sesuai
3. Pengamatan akurat secara kualitatif
4. Pengidentifikasian banyak butir pengamatan meliputi seluruh bagian obyek yang diamati
5. Pengidentifikasian perubahan-perubahan dalam obyek yang diamati
6. Tidak memasukan pendapat pribadi, kesimpulan atau inferensi
20

20


15

15
15

Rubrik
Skor Criteria
AB Daftar hasil pengamatan terorganisasikan dengan baik yang menunjukan bahwa kegiatan pengamatan yang dilakukan telah menghasilkan suatu studi yang paling rinci. Gambar-gambar yang amat mengesankan dibuat untuk melengkapi data
B Siswa melakukan pengamatan rinci dengan menggunakan seluruh indera secara aman dan benar. Pengamatan kuantitatif menggunakan system metriks dan pengamatan kualitatif dilakukan secara akurat. Gambar dan diagram dilukis secara cermat menyertai data tersebut. Catatan pengamatan siswa bebas dari pendapat, kesimpulan atau inferensi pribadi. Rekaman catatan-catatan diorganisasikan dan mudah dilihat.
CB Pekerjaan siswa sepertinya dapat diberi nilai B, kecuali ada suatu unsur penting yang kurang baik mengerjakannya
C Pekerjaan siswa sepertinya dapat diberi nilai J, kecuali ada suatu unsur penting yang dikerjakan dengan baik
J Siswa melakuakn pengamatan yang tidak lengkap dan/atau akurat. System metrics tidak digunakan secara benar. Tidak ada gambar atau diagram, atau dibuat secara asal-asalan. Daftar pengamatan tidak diorganisasikandengan baik, dan/atau mengandung pendapat, kesimpulan dan inferensi pribadi
AJ Pekerjaan yang dilaksanakan amat jelek

AB= Amat Baik
B = Baik CB= Cukup Baik
C = Cukup J = Jelek
AJ= Amat Jelek

Tabel 5.3
Assesmen-diri Merumuskan Pertanyaan
Lembar Obserfasi :
Keterampilan Pengamatan
Nama : ……………………………..
Objek : ……………………………..
No Aspek yang diamati Skor
Skor Siswa Guru
1. 1. Pertanyaan-pertanyaan penuh pemikiran dengan relevan diajukan
2. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan dengan baik
3. Pertanyaan-pertanyaan muncul secara logis dari pengamatan-pengamatan tersebut
4. Pertanyaan-pertanyaan merupakan deskripsi dari pengamatan tersebut
5. Pertanyaan-pertanyaan mempertanyakan hubungan sebab akibat atau prediksi-prediksi yang masuk akal dari pengamatan-pengamatan tersebut
6. Pertanyaan-pertanyaan menginterpretasikan pengamatan-pengamatan
7. Pertanyaan-pertanyaan menganalisis pengamatan-pengamatan
8. Pertanyaan-pertanyaan mengarahkan pada pengamatan-pengamatan
9. Suatu pertanyaan dipilih untuk penyelidikan
10. Suatu justifikasi penuh pemikiran diberikan untuk mengapa pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dipilihuntuk penelitian lebih lanjut 10
5

10

10


15

10
10

10
15


5

Rubrik
Skor Criteria
AB Siswa menunjukan pemahaman yang hebat dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan luar biasa dan sangat menarik. Pemikiran ke arah tingkat lebih tinggi terlihat jelas. Siswa memberikan suatu penjelasan yang begitu penuh pemikiran terhadap mengapa suatu pertanyaan tertentu telah dipilih untuk penelitian lebih lanjut
B Siswa mengajukan banyak pertanyaan yang mencerminkan suatu pemikiran seksama atas pengamatan-pengamatan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan meliputi pemikiran tingkat lebih tinggi, seperti interprestasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut langsung memandu prediksi-prediksi yang dapat menjadi dasar untuk percobaan-percobaan. Siswa mengajukan suatu penjelasan yang jelas untuk mengapa suatu pertanyaan tertentu lebih dipilih untuk penelitian lebih lanjut.
CB Pekerjaan siswa sepertinya dapat diberi nilai B, kecuali ada suatu unsur penting yang kurang baik mengerjakannya
C Pekerjaan siswa sepertinya dapat diberi nilai J, kecuali ada suatu unsur penting yang dikerjakan dengan baik
J Daftar pertanyaan menunjukan suatu upaya kurang keras. Pemikiran tingkat lebih tinggi tidak tampak. Beberapa pertanyaan kelihatan tidak berhubungan dengan pengamatan-pengamatan. Siswa tersebut tidak memberikan suatu penjelasan yang dipikirkan dengan seksama terhadap mengapa suatu pertanyaan tertentu telah dipilih untuk penelitian lebih lanjut
AJ Pekerjaan yang dilaksanakan amat jelek

AB= Amat Baik
B = Baik CB= Cukup Baik
C = Cukup J = Jelek
AJ= Amat Jelek

Tabel 5.4
Assesmen-diri Merumuskan Hipotesis
Lembar Obserfasi :
Keterampilan Pengamatan
Nama : ……………………………..
Objek : ……………………………..
No Aspek yang diamati Skor
Skor Siswa Guru
1. 1. Hipotesis merupakan suatu pertanyaan (bukan pertanyaan) yang mencerminkan pengamatan-pengamatan dan hubungan antara dua variable
2. Prediksi-prediksi dapat dihasilkan dari hipotesis tersebut
3. Diberikan suatu pembenaran yang penuh pemikiran mengapa dirumuskan hipotesis itu dan prediksi-prediksi lebih spesifik dapat difungsikan sebagai dasar suatu percobaan

50
25


25

Rubrik
Skor Criteria
AB Siswa membuat suatu hipotesis yang luar biasa bermakna. Prediksi-prediksi jelas dapat diuji, dan siswa memberikan penjelasan-penjelasan penuh pemikiran tentang bagaimana hipotesis ini dan prediksi-prediksi akan dibuat untuk dasar suatu percobaan yang amat baik
B Siswa merumuskan suatu pernyataan hipotesis deklaratif jelas yang diikuti oleh suatu prediksi yang menghubungkan variabel manipulasi dengan variabel respon. Tampak jelas bagaimana hipotesis dan ramalan tersebut mengalir dari pengamatan-pengamatan tersebut. Siswa melakukan pembenaran dengan penuh pemmikiran tentang bagaimana hipotesis, dan prediksi tersebut akan menjadi suatu dasar yang baik untuk merancang suatu percobaan.
CB Pekerjaan siswa sepertinya dapat diberi nilai B, kecuali ada suatu unsur penting yang kurang baik mengerjakannya
C Pekerjaan siswa sepertinya dapat diberi nilai J, kecuali ada suatu unsur penting yang dikerjakan dengan baik
J Baik hipotesis maupun prediksi-prediksi tersebut tidak jelas. Tidak jelas bagaimana hipotesis dan ramalan-ramalan tersebut mengalir dari pengamatan. Siswa tidak memberikan suatu penjelasan penuh pemikiran bagaimana hipotesis dan ramalan tersebut akan menjadi dasar suatu percobaan
AJ Pekerjaan yang dilaksanakan amat jelek

AB= Amat Baik
B = Baik CB= Cukup Baik
C = Cukup J = Jelek
AJ= Amat Jelek